PREMIS :

Kalau kau terlahir sebagai si miskin, kau akan terbiasa dituntut untuk melabeli cita-cita dan keinginan sebagai sesuatu yang haram untuk diimpikan.

Dulu, bagi anak berusia dua belas tahun itu, kemiskinan tidak pernah menjadi sebuah masalah, sebab Ekal masih punya Ayah Jovian Aditama sebagai pelipur lara paling manjur di dunia. Tidak ada hal yang mampu membuat Ekal berduka, sebab ia selalu punya Ayah. Itu sudah lebih dari cukup, baginya.

Namun, nyatanya takdir masih mau memberikan satu beban lainnya untuk Haekal Aditama. Apa yang sebelumnya menjadi miliknya, terpaksa kembali. Jelas saja, diumur yang masih belia itu … Ekal harus berperang dengan pahitnya kehidupan tanpa ada tangan kuat untuk membantu kaki kecilnya berdiri.

Bertahan atau menyerah, hanya itu lah pilihan yang Ekal miliki. Jadi, bisa kah anak dua belas tahun itu bertahan … sendirian?